Legenda Bau Nyale
Tradisi bau nyale sangat erat kaitannya dengan Legenda Putri Mandalika. Masyarakat setempat percaya kalau nyale adalah jelmaan Putri Mandalika.
Putri Mandalika adalah anak
pasangan Raja Tonjang Beru dan Dewi Seranting dari Kerajaan Tonjang Beru dalam
hikayat kuno Sasak. Putri Mandalika diceritakan sebagai sosok cantik yang
diperebutkan oleh banyak pangeran dari berbagai kerajaan di Lombok seperti
Kerajaan Johor, Lipur, Pane, Kuripan, Daha, dan Beru.
Tak ingin terjadi kekacauan di
kemudian hari jika ia memilih salah satu di antaranya, Putri Mandalika pun
menolak semua pinangan itu dan memilih mengasingkan diri atau bertapa.
Ia melaksanakan puasa pada saat
bersemedi agar menemukan jawaban yang suci. Setelah usai, akhirnya Putri
Mandalika pun memutuskan untuk mengundang seluruh pangeran beserta rakyat di
Pantai Kuta, Lombok pada tanggal 20 bulan 10, tepatnya sebelum Subuh. Seluruh
undangan berduyun-duyun menuju lokasi.
Putri Mandalika yang dikawal ketat
prajurit kerajaan muncul di lokasi. Kemudian dia berhenti dan berdiri pada
sebuah batu di pinggir pantai. Tak lama, ia pun terjun ke dalam air laut dan
menghilang tanpa jejak. Seluruh undangan sibuk mencari, namun mereka hanya
menemukan kumpulan cacing laut yang kemudian mereka percayai sebagai jelmaan
Putri Mandalika.